Jumat, 20 Desember 2013

Aturan Emas (Golden Rule)

Banyak orang-orang yang mempertanyakan prinsip moral seorang ateis,namun tak sedikit juga orang yang menghakimi ateis sebagai manusia tanpa aturan,bebas dan tidak bermoral,tentu penghakiman itu muncul dari orang orang yang beranggapan bahwa beragama itu SUDAH pasti menjadi manusia yang baik,walaupun pada kenyataannya bila kita jujur,kejahatan kejahatan yang dilakukan dengan kedok agama dan oleh tokoh tokoh agama begitu besar dan tidak begitu sulit di cari.
Aturan Emas atau Golden Rule adalah aturan paling dasar yang sudah ada dalam diri manusia,bahkan sejak manusia belum mengenal agama.
Aturan emas adalah etika timbal balik perbuatan manusia dengan manusia lainnya. “perlakukan orang lain seperti bagaimana anda ingin diperlakukan,jangan perlakukan orang lain seperti bagaimana anda tidak ingin diperlakukan”
Aturan emas ini lah prinsip paling dasar yang dimiliki seorang ateis dalam kehidupan sehari hari,seorang ateis tak akan sibuk mengurus soal agama dan hidup dalam sekat2 agama yang membuat diskriminasi dalam bersikap kepada sesama manusia.
Ateis hanya tidak percaya keberadaan tuhan,bukan berarti mereka tidak punya aturan atau tidak bermoral,mereka mencintai perdamaian dengan pemikiran pemikiran mereka yang skeptis.

Kata kata mutiara para Ateis

Two hands working can do more than a thousand clasped in prayer. – Anonymous
(dua tangan yg bekerja bisa melakukan lebih bnyak dari pada seribu tangan berdoa)
You’re basically killing each other to see who’s got the better imaginary friend.-Richard Jeni
(kamu pada dasarnya saling membunuh satu sama lain untuk menunjukan siapa diantara kalian yg memiliki teman imajinatif yg lebih baik.)
The fact that a believer is happier than a skeptic is no more to the point than the fact that a drunken man is happier than a sober one. The happiness of credulity is a cheap and dangerous quality. – George Bernard Shaw
(fakta bahwa orang yg beriman lebih bahagia dibanding orang yg tidak, tidak lebih dari pada fakta orang mabuk lebih bahagia dari pada orang yg sadar. kebahagiaannya berkualitas murahan dan berbahaya.)
Faith means not wanting to know what is true. – Friedrich Nietzsche
( keimanan berarti tidak berkeinginan untuk mengetahui KEBENARAN)
I believe in God, only I spell it Nature. – Frank Lloyd Wright
(aku percaya tuhan, hanya saja aku mengejanya alam)
We must question the story logic of having an all-knowing all-powerful God, who creates faulty Humans, and then blames them for his own mistakes. – Gene Roddenberry
(kita harus mempertanyakan logika dari kisah seorang tuhan maha tau dan maha kuasa, yg menciptakan manusia yg penuh kesalahan, dan menyalahkan mereka untuk kesalahan dirinya sendiri)
To surrender to ignorance and call it God has always been premature, and it remains premature today. – Isaac Asimov
(menyerah kepada ketidak pedulian dan menyebutnya tuhan adalah terlalu cepat mengambil kesimpulan dan belum waktunya, dan sampai sekarang pun tetap begitu)
A man is accepted into a church for what he believes and he is turned out for what he knows. – Samuel Clemens (Mark Twain)
(seorang manusia diterima dalam gereja atas apa yg dia percaya, dan dia di tolak atas apa yg dia ketahui)
Religion is regarded by the common people as true, by the wise as false, and by the rulers as useful. – Seneca the Younger
(agama dianggap oleh awam sebagai kebenaran, oleh orang bijak sebagai kesalahan, dan oleh penguasa sebagai sesuatu yg bisa dimanfaatkan untuk kepentingannya)
Philosophy is questions that may never be answered. Religion is answers that may never be questioned. – Anonymous
(filosofi adalah pertanyaan yg mungkin takkan pernah terjawab. agama adalah jawaban yg mungkin takkan pernah dipertanyakan)
Not only is there no god, but try getting a plumber on weekends. – Woody Allen
(bukan hanya skedar tuhan itu tidak ada, tapi coba saja mencari seorang tukang pipa pada hari libur)
If I were not an atheist, I would believe in a God who would choose to save people on the basis of the totality of their lives and not the pattern of their words. I think he would prefer an honest and righteous atheist to a TV preacher whose every word is God, God, God, and whose every deed is foul, foul, foul. – Isaac Asimov
(jika aku bukan seorang atheis, aku akan percaya pada tuhan yg akan memilih untuk menyelamatkan orang berdasarkan totalitas dari hidupnya dan bukan berdasarkan pola dari kata2nya. kupikir tuhan lebih memilih seorang atheis yg jujur dan berbudi, di banding seorang pengkotbah di TV yg setiap kata2nya slalu TUHAN, TUHAN, TUHAN, tapi perbuatanya KOTOR, KOTOR, KOTOR!)
Belief in the supernatural reflects a failure of the imagination. – Edward Abbey
(percaya pada supranatural mencerminkan kegagalan dalam berimajinasi)
With or without religion, you would have good people doing good things and evil people doing evil things. But for good people to do evil things, that takes religion. – Steven Weinberg
(dengan atau tanpa agama, tetap akan ada orang baik yg berbuat baik, dan orang jahat yg berbuat jahat. tapi untuk membuat orang baik melakukan hal jahat dibutuhkan agama)
I still say a church steeple with a lightning rod on top shows a lack of confidence. – Doug McLeod
(saya tetap berpendapat, sebuah menara gereja dengan sebuah tiang penghantar petir di atasnya mnunjukan kurangnya percaya diri)

Kamis, 16 Mei 2013

Pembukaan UUD '45, Hanya cocok untuk Orang Islam, KONTRADIKTIF, dan Bahasanya sudah USANG!

Yang namanya keadilan itu bukan hanya milik pihak mayoritas, namun keadilan itu hak bagi seluruh rakyat. Bagaimana rupa "Keadilan"  di Indonesia?

Begini bunyi pembukaan UUD '45 negeri kita yang aman makmur sentausa gemah ripah loh jinawi ini:

"UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PEMBUKAAN

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Di mana letak tulisan yang membuktikan naskah di atas hanya cocok untuk saudara-saudara mayoritas Muslim kita? Perhatikan tulisan yang saya bold dan saya underline. Total ada 4 kata / frase yang saya garisbawahi dan saya bold, yaitu:

  1. berkat = Berasal dari bahasa Arab yaitu Barokah, artinya sama dengan berkat.
  2. rakhmat = Berasal dari bahasa Arab, yaitu Rahmah/Rahmat dengan arti yang sama.
  3. Allah Yang Maha Kuasa = Ini adalah Tuhannya ummat Islam, bukan Tuhannya Kristen, apalagi Hindu, Budha dan Konghuccu. Padahal negeri kita banyak agama, tak dianggap sama sekali.
  4. Ketuhanan Yang Maha Esa = Hanya berlaku bagi muslim (Allah), Kristen (Yesus), saja. Hindu dan Konghuccu tidak pernah menghitung berapa Tuhannya / Dewanya

Sabtu, 11 Mei 2013

Pandangan saya Terhadap Sila-1 Pancasila

KETUHANAN YANG MAHA ESA
Begitu bunyi sila pertama dari dasar negara kita tercinta ini.
Banyak orang beranggapan, orang-orang yang ideologinya tidak sesuai dengan Pancasila sila-1 ini, berarti ia tak berhak tinggal di Indonesia.
Apakah Anda termasuk yang berpikir demikian?
Jika iya, silakan Anda pertimbangkan hal-hal berikut ini:

  1. Pancasila adalah hasil buatan kaum muslimin (memperhalus poin pertama PIAGAM JAKARTA yang ditentang umat agama lain), tentu saja sebagai mayoritas di Indonesia muslim memiliki keleluasaan menetapkan isi dasar negara ini daripada kaum minoritas. Sila pertama ini tentu saja harus sesuai dengan ideologi kaum muslimin yaitu Allahu Ahad (Allah hanya satu). Ini merupakan sikap sewenang-wenang muslim, merasa seolah-olah Indonesia hanya milik muslimin.
  2. Pancasila hanyalah buatan manusia yang bisa diubah oleh manusia sesuai keperluan. Bukan hal sakral seperti kitab suci. Jadi, bisa saja suatu saat sila-1 ini akan berubah.
  3. Umat Hindu & Konghuccu (2 agama resmi di Indonesia) tidak semuanya setuju dengan Sila-1 Pancasila, tapi mereka tetap berhak hidup di Indonesia, dan menyelenggarakan pemerintahan, mendapat hak-hak kewarganegaraan RI, sejajar dengan ummat Islam. Perlu diingat, ajaran Hindu tak hanya mengenal adanya 1 Tuhan saja, melainkan juga adanya lebih dari 1 dewa yang mereka puja. Meskipun mereka memiliki Dewa "Tuhan"  atau Brahman, mereka juga memuja dewa-dewi lainnya.
  4. Banyak sekali orang asing yang tinggal di Indonesia, mereka tidak "beriman" kepada Pancasila, namun mereka berhak tinggal di tanah air kita.
  5. Banyak orang munafik, mengaku beragama dengan Tuhan yang Esa tapi sesungguhnya mereka tak beragama. Coba saya tanya. Apakah 100% umat Kristen rajin ke gereja dan berdoa di rumah? Apakah 100% ummat Islam shalat 5 waktu? Anggap saja masing-masing hanya 60% yang taat. Berarti 40% munafik, dan mereka berhak tinggal di Indonesia.
  6. Atheism bukan faham yang berbahaya bagi manusia. Atheism tidak pernah memiliki kitab suci yang menyuruh pengikutnya untuk membunuh orang-orang yang menentang atheism. Ini tentu saja berbeda dengan Islam dan Kristen, yang katanya agama "kasih" tapi di kitab mereka ada perintah untuk membunuh orang-orang yang tak taat pada "Tuhan". Jadi, sesungguhnya atheism jauh lebih layak untuk berada di Indonesia daripada Islam dan Kristen.
  7. Banyak orang beragama yang menggunakan embel-embel agama untuk menutupi  tindakan kriminal / pidananya. Contoh: (mantan) Presiden PKS korupsi, padahal PKS partai relijius. Contoh lain: Korupsi di Departemen Agama. Mana yang lebih berhak hidup di Indonesia? Mereka atau orang atheist yang tidak kriminil?
  8. Banyak orang yang "menjual" agamanya, menjual ayat untuk keuntungan pribadi. Betapa banyak ustadz/ustadzah yang hidupnya bergelimang harta setelah tenar dan mendapat uang dari jamaahnya atau dari stasiun televisi yang menyiarkannya. Betapa banyak pendeta / misionaris beserta keluarganya yang badannya menjadi bengkak, hidup makmur cuman mengandalkan uang koleste dari jemaatnya? Mereka lebih berhak hidup di Indonesia daripada atheist yang tak memiliki sesuatu yang bisa dijual???
Pandangan saya terhadap Sila-1 Pancasila:
"Ketuhanan Yang Maha Esa" merupakan kesewenang-wenangan negara, memaksakan suatu kehendak, hingga lupa bahwa keyakinan atau ketidakyakinan itu ada dalam hati manusia, orang lain (termasuk negara) tak berhak ikut campur.

Sila-1 Pancasila harus segera diubah menjadi:
Negara menjamin kebebasan rakyatnya untuk memilih atau tidak memilih agama dan kepercayaan apapun, sepanjang pilihannya tidak mendatangkan kerugian bagi pihak lain.